Kado Buat Kak Zahra
Oleh Puji Lestari
Zahra
duduk termenung di teras rumah. Pagi itu dia ngambek tidak mau
berangkat sekolah. Zahra masih TK kecil, umurnya belum genap lima tahun.
Zahra tinggal bersama Bunda, Ayah, dan adik tirinya di rumah yang
sederhana. Meski Ayah bukan ayah kandungnya, Zahra tetap mendapat kasih
sayang yang utuh.
Entah kenapa pagi itu Zahra merasa
sedih. Tata, adik tirinya, sedang demam. Badannya menggigil sejak malam
hingga pagi ini. Jadi perhatian Ayah dan Bunda tercurah kepada adiknya.
Tadi
pagi Bunda dan Ayah membawa adiknya ke dokter. Mereka tidak ingat kalau
hari ini Zahra ulang tahun. Ayah dan bunda pergi tanpa mengucapkan dan
menjanjikan apapun kepada Zahra.
Tiba- tiba air mata Zahra menetes. Ia sampai tak sadar kalau nenek sudah ada disampingnya.
"Zahra,
ayo sekolah, Nak. Sudah jam tujuh lho. Ayo mandi. Biar Nenek antar ke
sekolah," ucap Nenek sambil membelai wajah Zahra. Zahra tak berkata
apa-apa, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Nek, Bunda tidak sayang lagi padaku ya?" tanya Zahra sambil terisak dan memeluk Nenek.
"Bunda
tidak mengucapkan ulang tahun untukku, Nek. Biasanya sebelum Zahra
bangun, Bunda sudah membisikkan ucapan selamat ke telinga Zahra," lanjut
Zahra. Tangisnya bertambah keras.
Nenek memeluk Zahra. Zahra pasti sedang cemburu pada adiknya.
"Zahra
anak sholihah, Bunda tidak lupa. Mungkin hanya belum sempat karena
sedang mengurusi Tata yang demam. Zahra jangan menangis lagi ya," ujar
Nenek sambil memeluk Zahra.
"Sekarang sekolah, yuk! Kalau
sedih terus cantiknya hilang lho," goda Nenek sambil memencet hidung
mancung Zahra. Zahra pun tersenyum dan menganggukkan kepala.
Sementara itu di klinik dokter, Tata sudah diperiksa dan diberi obat. Tata yang lemas hanya diam sama dalam gendongan Bunda.
"Bun, kata Kak Zahra, hari ini ulang tahunnya. Tata minta uang untuk belikan boneka buat kak Zahra. Kak Zahra pengen boneka hello kitty yang besar. Boleh ya, Bun," bisik Tata sambil menata penuh harap kepada Ayah dan Bunda.
"Tentu saja boleh. Nanti kita beli sama-sama ya," jawab Ayah sambil mencium kening Tata. Bunda yang terharu, ikut mencium Tata.
Sepulang
sekolah, Zahra melukis di rumah. Melukis adalah hobi Zahra. Saking
asyiknya melukis, Zahra sampai tidak menyadari kalau Ayah, Bunda dan
Tata sudah pulang.
Diam-diam, Ayah masuk ke kamar Zahra.
Ayah menutup wajah Zahra dari belakang, "Selamat ulang tahun Zahra,
putri Ayah yang cantik. Maaf ya, Ayah telat mengucapkannya," bisik Ayah,
lirih.
Zahra pun berbalik dan memeluk Ayah. Bunda dan Tata menyusul mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
"Kak, selamat ulang tahun ya. Semoga Kakak makin sholihah. Ini boneka hello kitty buat kakak," ucap Tata sambil memberikan bungkusan kado kepada Zahra.
"Ayah,
Bunda, Dek Tata, terimakasih ya. Zahra juga minta maaf karena Zahra
kira semua lupa dengan ulang tahun Zahra," ucap Zahra dengan mata
berkaca-kaca.
"Kami tidak lupa kok. Malah tadi Dek Tata
juga mengingatkan. Semua sayang Kak Zahra. Iya kan?" ucap Bunda disambut
anggukan Ayah dan Tata. Mereka lalu berebutan memeluk Zahra. Zahra
gembira sekali.
Selasa, 24 Maret 2015
Sabtu, 14 Maret 2015
Ayam dan Kera yang Baik Hati
Ayam dan Kera yang Baik Hati
Suatu pagi, dua ekor kera kakak ber adik berjalan di tengah hutan. Setelah berjalan cukup jauh, tiba - tiba Kiko si adik berkata, "Kak, aku lapar. Perutku sudah bunyi dari tadi,"
"Kalau begitu kamu tunggu di sini, Ko. Jangan kemana - mana ya,” jawab Koko sang kakak.
Koko pun pergi mencari makanan untuk sarapan mereka berdua. Kiko duduk menunggu di bawah pohon besar. Wajahnya sudah tampak pucat.
Di tengan perjalanan, Koko bertemu dengan seekor ayam kecil yang sedang menangis. Koko mendekati anak ayam itu.
"Kenapa menangis ayam kecil?” tanya Koko.
“Aku kehilangan indukku. Tadi sewaktu kami berjalan-jalan mencari makan, tiba-tiba ada seekor burung elang yang mau memangsa kami. Aku berlari ketakutan lalu terpisah dari indukku," jawab anak ayam yang bernama Acil sambil terisak.
Koko merasa iba melihatnya. "Mari aku bantu menemukan indukmu," kata Koko.
Acil mengangguk. Koko dan Acil menyusuri jalan yang tadi dilewati bersama Acil, induk, dan saudara-saudaranya.
Tepat di tepi sungai yang tak jauh dari tempat Acil dan Koko berada, ada induk ayam memanggil-manggil anaknya yang hilang. Suara induk ayam itu terdengar oleh Koko dan Acil.
"Kau dengan suara Cil?" tanya Koko.
"Iya, itu suara ibuku. Ayo kita ke sana," kata Acil dengan wajah berbinar. Ia berlari mendekati suara induknya.
Saat melihat induknya, Acil berteriak, " Ibu ... aku di sini!"
Induk ayam membalikkan tubuhnya ke arah suara yang memanggilnya. Belum tersadar dari rasa kagetnya, Acil sudah menubruk tubuh induknya itu. Mereka pun berpelukan.
"Ibu, tadi aku diantar oleh Koko Kera. Dia menolongku menemukan Ibu," kata Acil.
"Terima kasih Koko, kau sudah membantu dan menyelamatkan anakku, " ucap induk ayam.
"Sama-sama. Aku permisi dulu. Adikku yang lapar sedang menungguku. Aku belum menemukan satu makanan pun untuknya," kata Koko bergegas pergi.
"Tunggu!" cegah induk ayam,"Kalau begitu bawa ini untukmu dan adikmu.”
Induk ayam memberi Koko setandan pisang yang sudah matang.
"Terima kasih atas kebaikanmu induk ayam," kata Koko sambil menyunggingkan senyum.
Ia segera pulang membawakan buah pisang yang manis dan lezat untuk adiknya.
( Foto nya ambil dari google, belum bisa buat gambar sendiri)
Rabu, 11 Maret 2015
Senja...
Dalam butir tunas bunga seroja..
Matahari kembali ke ufuk dengan manja..
Sang bulan pun bersiap mengisi singgasana raja..
Dan saat kata demi kata mulai tereja..
Merajut cita sekuat baja..
Bergantung hanya kepada Allah saja..
Dan menjadikan Nya sang idola yang kita puja...
Judul: Senja
Oleh : PLA
11 Maret 2015, Kota Kedua
Dalam butir tunas bunga seroja..
Matahari kembali ke ufuk dengan manja..
Sang bulan pun bersiap mengisi singgasana raja..
Dan saat kata demi kata mulai tereja..
Merajut cita sekuat baja..
Bergantung hanya kepada Allah saja..
Dan menjadikan Nya sang idola yang kita puja...
Judul: Senja
Oleh : PLA
11 Maret 2015, Kota Kedua
Selasa, 03 Maret 2015
Cinta...apa itu cinta?entahlah, sudah lama sekali aku tidak bersenyawa dengan kata - kata ini. Bahkan bersinggungan pun enggan. Nah, bagaimana itu definisi cinta?Entahlah, aku juga tidak tau karena setauku cinta tidak bisa di definisikan dengan sederetan kata - kata indah yang membuat seseorang tak mampu berkutik karenanya, setau ku cinta itu hanya bisa di rasakan oleh hati semakin tulus rasa cinta maka semakin dalam bekas yang tertoreh di dalam nya, semakin bersih rasa cinta itu maka semakin bersih auranya yang tak kan pupus oleh senjanya usia bahkan akan terbawa selamanya. Sejauh ini aku hanya tau kalau cinta itu berdasarkan landasan yang salah maka cinta pun tidak akan bertahan lama, karena cinta yang benar itu bersenyawa dengan aras ikhlas, ber sabar dengan aturan yang benar dan menjadikan orang yang kita cinta tetap menjadi pribadi yang di penuhi dengan ke ridhoan Nya...Eh, kok jadi agak panjang ya, padahal hanya ingin nulis sedikit aja...smile emotikon
Hari ini ceritanya lagi diskusi yang ada hubungannya dengan cinta,
daripada status fb ku kosong makanya tak tulis saja, kalau ada yang mau
protes atau nambahi di persilahkan : -)...Klau di tanya lagi, apa
sekarang aku mulai merasakan cinta?Entahlah, aku juga ga tau...karena
hanya hati yang bisa menjawabnya....( Hehe..Lebay.com)
Langganan:
Postingan (Atom)
RESOLUSI 2019
Banyak hal yang sudah kita lewati bersama suka duka sudah kita lalui bersama Biarkan tahun kemarin berlalu dengan membawa hal-hal yang bu...
-
Salah satu pemandangan taman bunga yang indah, aku tidak tau tepat nya lokasi taman bunga ini karena aku hanya googling saja dan lupa mel...
-
Malam ini menemukan ide untuk menuliskan kisah bunda denagan mu bidadari kecil ku..semoga suatu saat kau pun akan membaca susunan cerita dar...
-
ANAK MU BUKAN ANAK MU “Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu. Walaupun bersamamu tetapi b...