Selasa, 13 Januari 2015

Suara kodok di episode malam


 

Musim penghujan tiba, banyak anak kecil yang suka menikmati mandi dalam guyuran air hujan sambil berkejar  -kejaran dan berlari kesana kemari. Ada juga yang membuat jejak - jejak kaki mereka dalam tanah yang mulai gembur karena terpaan air hujan yang cukup deras. Tak lupa juga teriring teriakan para ibu yang melarang anak -anak mereka ber hujan - hujanan karen takut akan masuk angin dan membuat tubuh menggigil kedinginan. Ah, padahal disaat hujan tiba adalah saat - saat yang menyenangkan untuk bisa bermain hujan bagai air terjun alami yang turun dari langit,bahkan mereka bisa berteriak sekeras -kerasnya. Karena suara mereka tak akan bisa mengalahkan nyanyian sang hujan yang seolah memenuhi seluruh isi bumi. Bahkan menangis dalam guyuran hujan menjadi sesuatu yang sangat eksotis sekali. Tak  kalah indah adalah nyanyian sang kodok yang beriringan bagai sebuah nada - nada yang berharmoni dengan syahdu, selalu menjadi hal yang paling merdu yang selalu ku rindu dan tidak bisa didapatkan di tengah hingar bingar kehidupan di ibu kota yang hanya di penuhi raungan mesin - mesin kendaraan penuh polusi udara. Aku sungguh sangat merindukan masa- masa kecil ku di desa yang teduh, rindang dan jauh dari segala bentuk polusi ibu kota. Ditengah ke asyikan ku mengenang masa - masa itu, tiba - tiba aku di kagetkan dengan suara teriakan dan barang yang terjatuh dari arah dapur" Pul, cepet kesini, panci mu gosong", aku pun tersadar dari lamunan ku dan bergegas lari ke dapur dan ternyata air yang aku rebus untuk masak mie hampir saja ke bakar karena airnya habis, sudah terlalu lama aku meninggalkannya dan asik dalam lamunan.
( episode suara kodok di kota kedua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESOLUSI 2019

Banyak hal yang sudah kita lewati bersama suka duka sudah kita lalui bersama Biarkan tahun kemarin berlalu dengan membawa hal-hal yang bu...