PESAN PERNIKAHAN
Bersyukur banget bisa hadir diacara pernikahan putra teman
ku. Beliau adalah sosok yang low profile.
Beliau merupakan sosok yang dituakan. Meski dengan orang-orang yang umurnya
berapa dibawah beliau, beliau selalu menghormati dan selalu memenuhi undangan
dari orang-orang yang ada dibawahnya.
Saya hadir bersama dan putri kecilku. Antara tamu undangan
putra dan putri dipisah. Lokasinya berada di gedung Pantura perbatasan Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Hal yang menarik adalah tauziyah pernikahan yang disampaikan
oleh Gus Mus. Kyai Besar di Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang sangat inspiratif.
Sosok Kyai yang teduh, moderat dan penyuka sastra.
Tauziyah itu sebenarnya ditujukan untuk kedua mempelai yang
merupaan keponakan Beliau. Beliau Memulai tauziyahnya dengan terlebih dahulu
mengajukan pertanyaan kepada kedua mempelai. Pertanyaannya adalah apakah kedua
mempelai saling mencintai? Lalu mereka menjawab ,”iya...”.
Pertanyaannya dilanjutkan dengan pertanyaan kedua. Ini
ditanyakan satu persatu kepada mempelai. Apakah bisa berbuat baik?Lalu mereka
menjawab,”bisa”. Lalu, Gus Mus memberikan pertanyaan selanjutnya,” apakah
kalian bisa berbuat baik satu sama lain selamanya?”.
Saat mereka akan menjawab, Gus Mus menekankan lagi kata “selamanya”.
Karena menurut beliau ketika berbuat baik kepada pasangan itu gampang. Tapi,
apakah kedua mempelai atau para suami istri mampu berbuat baik selamanya dengan
pasangan?. Beliau menjawab “Hanya waktu yang bisa membuktikan dan kalian tidak
bisa menjawabnya sekarang”.
Memang benar adanya. Berbuat baik artinya tidak pernah
saling menyakiti. Saling membahagiakan satu sama lain. Saling menjaga perasaan
satu sama lain. Saling setia tanpa tergoda dengan yang lebih indah di luar
sana. Qonaah dengan jodoh yang telah Allah kirimkan sebagai pelengkap hidup.
Berbuat baik selamanya dengan pasangan sampai ajal memisahkan adalah hal yang
butuh komitmen yang luar biasa.
Apa yang Gus Mus sampaikan sangat mengena di hati. Karena
terbukti beliau mampu menamatkan episode ini dengan sukses. Hanya maut yang
akhirnya mampu menjadi pemisah sementara antara mereka. Beliau tidak pernah
poligami sebagaimana kebanyakn ustad atau kyai pada umumnya.
Kemudia, Gus Mus memberikan 2 tips untuk menjaga keutuhan
dalam berumah tangga:
1.
Tetaplah menjadi manusia
Apapun yang terjadi tetaplah menjadi
manusia. Baik disaat marah ataupun senang. Di saat suami atau istri kita salah,
maka maklumilah karena dia adalah manusia biasa bukan malaikat yang selalu
lurus. Begitu juga saat suami/istri kita terlihat begitu baik, janganlah memuja
– muja nya karena ia tetaplah manusia yang suatu saat juga bisa melakukan
kesalahan, sehingga di saat dia salah, kita bisa memakluminya.
2.
Jangan berlebih-lebihan
Jangan berlebih-lebihan. Karena Allah tidak
menyukai hal itu. Jangan berlebihan dalam mencintai. Cintai sesuai porsinya.
(401 kata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar