Senin, 16 Juli 2018

UJIAN CINTA / FIKSI ROMANCE/30HariMenulisDay23


UJIAN CINTA

“Ini surat dari sapa, Mas?”Fara menunjukkan beberapa lembar surat cinta kepada suaminya setelah sholat berjamaah di rumah. Ia menemukan surat itu saat beres-beres lemari. Ingin sekali Ia mendamprat suaminya lewat WA saat suaminya masih kerja. Tapi, Ia mengurungkan niatnya. Ia menunggu suaminya pulang. Lalu, menyiapkan makan siang, kemudian sholat berjamaah.

“Dariiiiiiiii...Lula,”jawabnya lirih. “Mas....”ucapnya terpotong karena Fara berlari ke kamar. Hatinya begitu sakit mendengar nama mantan pacar suaminya disebut. Ia teringat ketika dua bulan setelah menikah, Farhan suaminya diam – diam memberikan pinjaman uang kepada mantan pacarnya untuk biaya kuliah. Luka itu belum sembuh karena kejadian itu baru satu bulan berlalu.

Surat cinta mereka membuat luka Fara semakin dalam. Ia tak menyangka kalau hubungan mereka sangat serius. Suaminya tidak pernah cerita tentang Lula. Ia tidak pernah menyangka seseorang yang dipanggil tante oleh Farhan ternyata pernah menjalin kasih dengannya.

Air mata Fara tidak bisa tertahan lagi. Suaminya yang sangat Ia cintai dari awal ijab qobul disebutkan ternyata tega membohonginya.

“Sayang, maafkan Mas...”Bujuk Farhan sambil membelai rambut Fara yang berbaring membelakangi Farhan. Ia merasa bersalah telah membuat istrinya menangis. Ia tidak tega melihat istrinya yang sekarang mengandung buah hatinya menangis.
Fara tak bergeming. Ingin rasanya dia pergi dari rumah saat itu juga. Tidak lama kemudian ia pun tertidur.
...................................................................................
Selepas sholat magrib, Fara tidur. Ia masih sakit hati. Ia masih tidak kuasa untuk berkata – kata.

“Sayang, ayo bangun sholat isyak...”Ucap Farhan lembut.

“Iya.” Jawab Fara ketus.

Farhan hanya bisa memandangi istrinya keluar dari kamar dengan wajah sembab.

“Hubungan Mas dengan dia sejauh apa, sich.”tanya Fara dengan suara parau dan bergetar selepas sholat berjamaah.

“ sudahlah dek, tiap orang punya masa lalu. Aku salah.Kamu masih mau terima aku apa tidak.” Jawab Farhan dengan kesal kepada istrinya. Lalu, ia berlalu dan duduk di ruang keluarga.

Mendengar jawaban suaminya, Fara berkemas mengambil tas dan kunci motor. Jam menunjukkan pukul 23.30 WIB.

“Jangan pergi, Dek...”Farhan bangkit dari tempat duduk dan memeluk Fara.

“Lepas, Mas...buat apa aku disini kalau hati Mas ada yang lain.” Jawabnya disertai isak tangis yang tidak dapat terbendung.

“Aku sudah cerita tentang masa laluku. Setelah menikah, hanya Mas yang aku cintai. Tapi...ternyata Mas...”tangisnya semakin tak terbendung.

“Ga dek, Mas Sayang Adek...Jangan pergi, Dek...”Farhan juga tidak kuasa menahan tangis. Ia memeluk erat Istrinnya.

“Mas bohong. Mas terpaksa menikahi aku kan?Mas ga sayang aku. Aku pergi saja.”Ucapnya terbata – bata dan beronta dari pelukan Farhan.

“Ga, Dek...Mas tidak terpaksa menikahi Adek...Mas, Sayang Adek,”Farhan semakin erat memeluk Istrinya. Ia berusaha menenagkannya.

“Maafkan Mas, Dek...Mas, salah sudah berbohong...Itu hanya masa lalu, Mas hanya Sayang sama kamu,”pintanya dengan air mata berderai.

Malam semakin hening, hanya isyak tangis mereka yang terdengar. Fara pun berhenti meronta. Rasa sayang yang begitu besar kepada suaminya mengalahkan amarah yang meledak-ledak. Rasa cinta yang besar membuat hatinya tidak kuasa untuk tidak memaafkan suaminya.

“Mas...Sayang... Adek... kan?”tanya Fara terbata-bata.

“Iya, Sayang...Mas Sayang banget sama, Adek...Jangan pergi...Maafkan Mas ya, Sayang..?Mas ingin membangun keluarga yang baik dengan mu selamanya.”jawab Farhan parau.

Mereka pun berpelukan  erat dalam tangis yang masih terdengar diantara keduanya. Selanjutnya, hanya waktu yang akan menjawab janji Farhan yang terikrar didalam hati. Bahwa ia tidak akan membuat Fara menangis dan akan selalu setia dengan istri yang telah dipilihnya dengan penuh keyakinan.

(525 Kata)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESOLUSI 2019

Banyak hal yang sudah kita lewati bersama suka duka sudah kita lalui bersama Biarkan tahun kemarin berlalu dengan membawa hal-hal yang bu...