TEMPAT
BARU KELUARGA GIPTY
Rumah ini sudah
tidak nyaman lagi untuk tinggal. Semuanya serba bersih, Tidak ada lagi
baju-baju bergelantungan. Ini gara-gara gadis remaja tanggung, berkulit bersih
itu. Keluarga Gypty akhirnya bermigrasi mencari tempat yang nyaman untuk
kelangsungan hidup mereka. Keluar Gypty adalah keluarga nyamuk dari Tetua dan
seluruh anak keturunannya. Sampai-sampai sudah tidak bisa terhitung samapi
berapa generasi. Gypti adalah nyamuk termuda di kalangan mereka
Cerita
duka itu berawal saat kedatangan penghuni baru di rumah itu. Entah siapa, tidak
ada yang tahu. Semua kamar mandi dibersihkan. Airnya juga dikasih bubuk abate.
Sehingga semua telur, larva dan pupa mati semua. Mereka semua berduka. Semua
ruangan juga telah di proteksi dengan racun pembasmi nyamuk.
Suara
nyaring tanda suasana genting pun berbunyi. Kami semua berembug atas kondisi
darurat ini. “Gypti, Gypti dimana?” tanya Tetua nyamuk yang masih hidup. Ia
mencari-cari si Gypti.
“
Aku hadir.” Suara Gypti terdengar nyaring dari kejauhan. Semua yang berkumpul
pun menengok ke arahnya.
“Tetua,
aku menemukan tempat yang cocok buat tempat tinggal.” Mata Gypty terlihat
berbinar. Semua yang berkumpul juga terlihat bahagia.
“Dimana
Itu, Gypty?” tanya Tetua penasaran.
“
Cocok tidak?nanti ada pembunuhan massal lagi. Saya sangat takut sekali.” Sahut
Pipo teman main Gypty dari kecil. Ia juga terlihat masih sangat ketakutan.
Semua keluarga Pipo punah. Ia satu-satunya yang selamat. Karena waktu itu Ia
bersama Gypty sedang bermain diluar.
“
Aku yakin tempat itu cocok. Tempatnya lebih dekil. Super jorok dari tempat ini.
Selain itu, suasana juga lembab.” Jawab Gypty penuh keyakinan.
“
Aku setuju, Ayo kita pindah sekarang. Daripada kita berlama-lama di sini.” kata
bapak Gypti penuh semangat.
“Aku
tidak ikut.” Jawab Kio. Ia adalah nyamuk yang kehilangan semua anak dan
cucunya. “ Aku akan tetap di sini. Karena tempat ini penuh kenangan.” Jawab Kio
yang terlihat berkaca-kaca menahan air mata yang tetahan di sudut matanya.
“
Emak yakin itu?” tanya Gypty kepada Kio. Semua anak-anak nyamuk memanggilnya
Emak. Kio hanya mengangguk.
Tetua
akhirnya memutuskan untuk pindah ke tempat yang baru. Kio dan beberapa nyamuk
yang sudah akrab dengannya memutuskan untuk tidak ikut pindah.
Alangkah
bahagianya mereka dengan tempat barunya. Di sini termasuk pemukiman kumuh. Ada
sebuah sungai yang penuh dengan sampah, sehingga airnya hampir tidak mengalir.
Bahkan airnya sudah berubah warna. Rumah-rumah berhimpitan. Banyak sampah yang
menggunung, kaleng-kaleng bekas yang terbuka dan tergenang air. Itu merupakan
tempat yang nyaman buat para nyamuk betina untuk menetaskan telurnya. Tempat
ini bener-bener istana yang nyaman buat kami para nyamuk.
(405
Kata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar